Minggu, 11 April 2010

Cahaya Mutiara

Ummu 'Azzam berpesan :Belajar dar Terry Fox............
Kisahnya dimulai ketika Terry (Eric Fryer) baru duduk di SMU, ia aktif bermain basket yang menjadi kesukaannya. Namun kesukaannya tidak bisa dipertahankan lama karena secara tiba-tiba ia menderita kesakitan di kakinya. Setelah dibawa ke rumah sakit, barulah diketahui bahwa Terry yang baru berusia 18 tahun ternyata menderita kanker tulang. Akibatnya kaki kanannya harus diamputasi hingga batas 15 cm di atas lutut kakinya karena pada saat itu pada tahun 1977, penyakit tersebut sukar ditaklukkan oleh dunia kedokteran.
Pengamputasian kakinya sempat membuat Terry hilang semangat untuk hidup. Untungnya keluarganya tidak putus-putus menyemangati Terry, dan begitu pula dengan kekasihnya, Rika Noda (Rosalind Chao). Namun Terry merasa frustasi dengan kurangnya dukungan umum dan pengetahuan tentang korban kanker dan penyandang amputasi kaki. Sehingga Terry memutuskan untuk berlari maraton melintasi negaranya, Kanada yang dimulai dari St. Johns, Newfoundland pada 12 April 1980, dengan menggunakan kaki palsu. Ia merencanakan untuk mengakhiri lari maraton yang dinamakan "Marathon of Hope" di lautan Atlantik hingga lebih 5.000 mil.
Lari maraton Terry yang bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi penelitian penyakit kanker ini pada awalnya kurang menarik perhatian dan bahkan sempat ditentang oleh ibunya yang khawatir akan keselamatannya. Namun lambat laun perjuangannya menarik perhatian, bahkan antusiasme umum semakin besar. Terry berlari sebanyak 26 mil per hari hingga 3.000 mil di Thunder Bay, Ontario. Di sana, Terry jatuh sakit sehingga harus dirumahsakitkan sehingga tujuannya untuk merendam kaki palsu di lautan Atlantik pun tidak terpenuhi.
Tetapi Terry yang meninggal pada 28 Juni 1981 pada usia 22 tahun, telah meninggalkan semangat dan keberanian yang tetap dikenang oleh bangsa Kanada. Untuk mengenang Terry, didirikan yayasan yang bernama Terry Fox Foundation untuk mengumpulkan dana hingga jutaan dolar per tahun agar penelitian penyakit kanker digalakkan. Sehingga harapan sembuh bagi penderita kanker pun semakin besar.
Robert Duvall
Salah satu pemain dalam film ini adalah aktor kawakan Hollywood, yakni Robert Duvall. Aktor kelahiran 30 September 1929 di San Diego, California, Amerika Serikat ini telah memulai karier akting hampr 50 tahun lalu. Salah satu aktor populer dan berbakat ini selalu mampu menjiwai hampir semua perannya, baik peran protagonis atau antagonis. Sempat bertempur membela negaranya di Perang Korea selama dua tahun setelah lulus dari Principia College, Robert pindah ke New York untuk belajar akting di teater Neighbourhood Playhouse.
Di teater tersebut, Robert berhasil mendapat pujian berkat performanya dalam pementasan drama "A View from the Bridge". Sejak itu, Robert malang melintang dalam teater baik di Broadway maupun off-Broadway hingga pada tahun 1963 ketika ia mendapatkan peran pertama di layar perak, yakni "To Kill a Mockingbird". Pada awal karier akting layar peraknya, Robert sering bermain sebagai orang yang menyendiri dan terganggu seperti perannya dalam film "The Chase" (1966).
Permainan Duval yang mantap dalam film "The Rain People" menandai permulaan kerjasamanya yang panjang dengan sutradara Francis Ford Coppola. Robert juga bermain sebagai juru bicara Mafia, Tom Hagen dalam film arahan sang sutradara tersebut, "The Godfather" (1972) sehingga mendapatkan nominasi Oscar dan juga sekuelnya, "The Godfather II" (1974) hingga "Apocalypse Now" (1979) yang juga menghasilkan nominasi Oscar baginya. Ia juga bernain dalam miniseri televisi populer "Lonesome Dove" (1979). Hingga kini ia telah membintangi lebih dari 90 film dan tidak ada tanda-tanda berhenti karena ia masih membintangi film "Gods and Generals" (2002) dan "Open Range" (2003).
Jangan lewatkan film tentang kisah nyata Terry Fox si pelari maraton cacat ini yang akan mengharubirukan hati Anda dalam film "The Terry Fox Story" yang tayang pada Sinema Malam, Rabu dini hari (22/05), pukul 01.20 WIB di layar kaca kesayangan Anda, Indosiar. Selamat menyaksikan.
Terry Fox, Anak Muda Pembangkit Semangat

Wednesday, 02 December 2009 10:55
Kehadiran sebuah patung di Kampus Universitas Simon Fraser itu seolah tak henti memompakan semangat pantang putus asa dalam berusaha kepada kaum muda. Itulah patung Terry Fox, dengan kaki kanan palsu dan diresmikan September 2001.

Siapakah Terry Fox? Ia bukan politikus. Bukan pula pengusaha, dan bukan pejabat penting suatu negara. Terry Fox adalah seorang mahasiswa kelahiran Winnipeg, Manitoba-Kanada, 28 Juli 1958, yang terpaksa mengubur cita-citanya karena menderita kanker tulang. Meski demikian, ia gigih menghimpun dana untuk penelitian kanker melalui lari maraton yang disebutnya maraton pengharapan (marathon of hope). Upaya Terry Fox ternyata mengundang perhatian dunia.

Vonis Kanker
Seperti anak muda lain, Terry Fox sejak muda amat menyukai olahraga basket. Kesukaannya itu diteruskan ketika diterima sebagai mahasiswa tahun pertama jurusan kinesiologi di Universitas Simon Fraser di Vancouver, Kanada. Di Universitas itu, ia juga diterima sebagai anggota tim bola basket.

Namun, kesukaan bermain basket ini tidak bisa dipertahankan karena ia sering merasakan kesakitan yang amat sangat pada kaki kanannya. Dari pemeriksaan dokter diketahui, Terry yang baru berumur 18 tahun itu mengidap kanker tulang. Akibatnya, kaki kanan Terry harus diamputasi sekitar enam inci (sekitar 15 cm) di atas lutut.

Pada saat itu, dunia kedokteran belum menemukan cara lain untuk pengobatan kanker, selain diamputasi. Saat diamputasi, Terry sempat kehilangan semangat hidup. Beruntung, keluarganya tak henti memberi semangat untuk hidup. Selain itu, Terry menyadari betapa dukungan masyarakat umum untuk penelitian kanker masih kurang. Dari perenungan itulah, Terry mendapatkan ide untuk melakukan aktivitas maraton pengharapan dengan meintasi Kanada sejauh 5,000 mil.

Meski sempat ditentang banyak orang, termasuk ibunya—Betty Fox—Terry tetap mewujudkan keinginannya. Marathon of Hope pun dimulai pada 12 April 1980 dari St. John, Newfoundland. Dengan menggunakan kaki kanan palsu, Terry Fox berlari tertatih-tatih melintasi jalan-jalan di Kanada. Meski semula banyak orang tak menghiraukan aktivitas Terry, lama-kelamaan perjuangan ini menarik perhatian. Bagai gelombang, antusiasme masyarakat makin lama kamin besar.

Meski Terry pantang menyerah, penyakit kanker agaknya lebih capat dan lebih ganas menyerang. Tanggal 1 September 1980 adalah hari ke-143 Terry melakukan Marathon of Hope. Perjalanan pun sudah ditempuh sejauh 5,373 km dan Terry sudah mencapai Thunder Bay, Ontario.

Saat itu Terry merasakan dadanya amat sakit. Ia lalu dilarikan ke rumah sakit. Ternyata kanker sudah menyerang paru-paru. Dokter meminta Terry menghentikan aktivitasnya. Keingingan Terry untuk melintasi Kanada sejauh 5,000 mil (8,000 km) dan ingin merendam kaki palsu di Lautan Atlantik pun sirna. Pada tanggal 28 Juni 1981, Terry Fox meninggal pada usia 22 tahun.

Menjadi Teladan
Kini, kegigihan, semangat, dan keberanian Terry tidak hanya dikenang, tetapi juga dijadikan teladan bagi kaum muda dan bangsa Kanada. Untuk mengenang Terry, dibentuk yayasan Terry Fox Foundation. Berbagai aktivitas yayasan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dana guna menggalakkan penelitian kanker.

Menjelang olimpiade musim dingin tahun 2010, Pemerintah Kanada juga menggunakan Terry Fox sebagai “maskot” untuk memompa semangat, kegigihan berjuang, dan keberanian para atlet dalam menghadapi tantangan. Masyarakat Kanada tak akan pernah melupakan kegigihan Terry Fox. Tak hanya itu, kebulatan tekad, rasa kemanusiaan, dan tak mementingkan diri telah memjadi inspirasi bagi jutaan masyarakat di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Pada November 2004, masyarakat Kanada telah memilih Terry Fox sebagai pahlawan besar abad ke-20. Setiap bulan September, Terry Fox selalu dirayakan dan dikenang secara internasional. Penghargaan besar ini ikut memompa semangat anak-anak muda, terutama mahasiswa Universitas Simon Fraser yang sedang menempuh studi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar